Study nature, love nature, stay close to nature. It will never fail you
-Frank Lloyd Wright-
 |
Puncak Wayag Raja Ampat, siap berpose tapi tetep harus hati-hati |
Papua Hari Kedua- Menaklukkan Puncak Wayag
Perjalanan
hari kedua tidak main-main, 4 jam naik speedboat artinya hidup kami waktu itu 8 jam di lautan, doa pun tak lupa kami panjatkan sebelum berangkat juga selama perjalanan. Berbekal
analisa penyebab mabuk laut hari sebelumnya yang mengerucut pada sebab
kedinginan, karena terpapar angin laut, perjalanan hari ini tak lupa
saya bawa jaket! jaket pinjeman, pinjem suami hehehe. Kemana sih kok kayaknya jauh amat? Pulau Wayag, atau gugusan kepulauan Wayag menjadi destinasi kami di hari kedua ini.
Sepanjang
perjalanan menuju kesini kami disuguhi dengan pemandangan pulau-pulau
kecil yang ada disekeliling kami, berfoto-foto menjadi kegiatan yang
sulit untuk dielakkan. Rempong banget deh cyiin sepanjang jalan poto-poto, setiap orang dengan banyak pose pula wahaha. Alhamdulillah boat kami tidak mengalami masalah selama perjalanan ini, diberikan kelancaran sama Allah, terima kasih ya Allah.
 |
blue sky meet blue sea - on our way to Wayag, pose dulu |
Speedboat kami menepi disebuah pulau setelah kurang lebih 2 jam perjalanan. Ternyata kami singgah di Desa Serpele, mengingat perjalanan yang cukup panjang kami tidak melewatkan kesempatan ini untuk ke toilet. Dari dermaga menuju toilet kami melewati pemukiman pendukuduk, anak-anak Papua menyambut kami dengan ramah, sepertinya mereka suka jika ada tamu yang datang. Oh iya ternyata disini kami melapor sebelum melanjutkan perjalanan ke Wayag.
 |
saya suka poto ini, Rindi bersama anak-anak Papua Serpele |
 |
Bonus pemandangan indah ini diambil dibelakang rumah tempat kami numpang ke toilet di Serpele, what a view, MasyaAllah |
Sebelum sampai dipulau yang akan kami daki, saya berpikir
kalau pulau itu akan sedikit bersabahat. Nyatanyaaaa eng ing eeeeng, dari tempat speedboat
bersandar, kami sudah harus langsung mendaki, jadi langsung nemplok gitu
di karang, ya Allah bener-bener syok tapi tanpa pikir panjang langsung
aja didaki. Setengah jalan baru sadar, ini jalannya apakah akan seperti
ini sampai keatas? Apakah saya lanjut atau memilih turun saja. Ah tapi
pilihan terakhir tentu terpatahkan karena ga ada temen turun jadi lanjut
naik, huff. Naik-naik kepuncak Wayag, tinggi-tinggi sekali.
Alhamdulillah kami ber-17 berhasil menaklukkan puncak Wayag, berhasil
menaklukkan rasa takut dalam diri, berhasil membuat sejarah dalam hidup
yang mungkin sebagian orang tidak bisa lakukan. Disambut pemandangan
yang luar biasa indah, meski dengan nafas yang masih tersengal, saya
menikmati apa yang diberikan oleh Allah ini. Sungguh pemandangan yang
teramat indah untuk dilewatkan hanya sekedar karena takut naik, eh tapi jangan dipaksakan ya, nanti merepotkan kalau galau mending tidak usah naik, tapi sayang banget sih, eh jadi galau, gitu deh sila dipikirkan baik-baik hehe.
 |
|
Tampak pada foto boat kami disisi kanan bawah, puncak Wayag yang kami daki ada diatasnya |
|
(drone view) Wayag Raja Ampat Papua |
 |
Boat sandar untuk persiapan mendaki puncak Wayag, langsung nemplok karang, siap start pendakian |
 |
View dari atas saat teman-teman mendaki Wayag, persiapkan sarung tangan jangan lupa, warna biru diatas bukan langit ya, itu laut, jadi harus ekstra hati-hati ya |
 |
dresscode
saya selama mendaki Wayag, akhirnya kacamata dan slayer dilepas karena
ribet, jilbab-pun akhirnya ditali ke belakang leher karena cukup
mengganggu mata yang sedang mencari tempat kaki untuk menapak |
 |
Aik mendaki Wayag, lupa ga bawa sarung tangan, dan ga ada yg jualan ya disini, inga inga | | | | | | |
|
 |
bulansujud at puncak Wayag Papua |
 |
tim BGES, so proud of all of you guys, AMAZING! yeaa, we did it! terharu juga kalau dipikir-pikir semua bisa sampai puncak |
 |
[drone view] tim BGES at puncak Wayag Raja Ampat |
 |
Rindi pose setelah turun dari puncak Wayag |
Persiapan
menuju puncak Wayag lebih ke persiapan fisik juga kemantapan hati
(mental) tentunya. Medan yang akan kami tempuh adalah tebing karang,
sekitar 200 meter yang harus kami daki untuk menuju puncak. Alat yang
yang lupa harus dibawa oleh masing-masing orang adalah:
- Disarankan
menggunakan sepatu atau sandal gunung. Saya sendiri memakai sandal
gunung karena males bawa sepatu, eh ternyata karangnya cukup tajam
saudara-saudara. Pakai sandal gunung sebetulnya relatif masih aman, tapi
lebih aman dan nyaman lagi pakai sepatu, so rekomendasi dari saya lebih
baik menggunakan sepatu untuk menghidari karang yang tajam.
- Kaos
tangan. Ini wajib sih, tau sendiri karangnya seperti apa, dan kita
harus berpegangan dari 2 batu ke batu lain untuk bisa naik naik dan naik
menuju tujuan.
- Topi, walaupun akhirnya saya lepas
- Masker, slayer, walaupun akhirnya saya lepas juga
- Sunblock atau tabir surya minimal ber SPF 50 saya sarankan untuk dibawa disini
- Obat anti mabuk laut, kalau perlu mengingat perjalanan jauh
- Air putih, minuman, untuk pelepas dahaga saat tiba dipuncak. Alhamdulillah guide lokal kami baik hati jadi kami tidak perlu report membawa minuman keatas karena sudah dibawakan, jangan lupa sampahnya dibawa turun ya.
- Dll, perlengkapan pribadi
Selepas kami turun dari puncak Wayag, sambil merasakan kaki yang masih cenut-cenut, gemeter, lemas dan menenggak sebotol pocar*sweat perjalanan kami lanjutkan ke pulau Wayag [pulau lain di gugusan kepulauan Wayag]. Kami makan siang dan istirahat disini sebelum melanjutkan perjalan panjang pulang menuju resort. Oh iya, semua makanan kami bawa dari resort termasuk makan siang, kami membawa bekal, dari travelnya yang menyediakan semua hehe. Di pulau Wayag ini kami bermain-main di sekitar pantai yang ternyata banyak babyshark didalamnya.
 |
Pak Badar makan siang nasi katering, bekal yang kita bawa dari resort |
 |
itu dia babyshark-nya |
 |
pose ala-ala |
 |
pulau Wayag Raja Ampat, rombongan kita yang di sisi kanan, sepi ya, padahal pas libur panjang kita trip kesini |
 |
bonus poto ala boliwut wahaha |
 |
^_^ |
 |
Pulau Wayag Panorama View |
Sebagai salah satu ikon Raja Ampat saya pikir destinasi ini harus dikunjungi untuk wisatawan yang akan ke Raja Ampat Papua. Walaupun amat
sangat melelahkan tapi overall perjalanan saya 4D3N di Raja Ampat, saya nobatkan Wayag sebagai destinasi terbaik.
Masih banyak banget foto yang mau dipost juga, sekalian dititip diblog
supaya kenangan tidak hilang lalu begitu aja tapi kebanyakan wahaha. Sekian dulu postingan kali ini, berlanjut ke postingan hari ke-3 bagaimana cerita kami di Piaynemo ya. Soon inshaAllah
No comments:
Post a Comment
Silahkan meninggalkan komentar dengan menyertakan nama jelas atau link agar kita bisa saling silaturahim. Komentar tanpa nama alias anonymous tidak akan ditayangkan diblog ini.
Terima kasih telah berkunjung